SELAMAT DATANG

SEMOGA ADA MANFAAT

Rabu, 21 Desember 2011

Hijrah

Oleh : Herman, S. Pd. I

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengisahkan kejadian sehari-hari kita dengan singkat dalam lingkungan hidup yang kita alami saat ini. Kehidupan kita yang telah jauh sekali dengan agama dan telah mementingkan dunia yang selama ini kita lakukan. Kadang kita sebagai muslim tahu apa kewajiban kita dalam kehidupan ini. Tapi tak menghiraukan seperti shalat lima waktu, kadang azan sudah berkumandang aktivitas masih berjalan. Pergaulan ramaja makin parah dan masih banyak lagi yang menyimpang dari Agama kita yaitu Islam. Apakah ini yang namanya negeri syariat..?

Tak terasa, kita kembali bertemu dengan awal tahun baru hijrah. Kali ini kita mengakhiri tahun 1432 H dan memasuki tahun 1433 Hijrah. Hijrah, yakni peristiwa hijrah Baginda Nabi saw. dari Makkah ke Madinah, adalah momentum penting dalam lintasan sejarah perjuangan Islam dan kaum Muslim. Hijrah adalah peristiwa paling menentukan bagi tegaknya Islam sebagai sebuah ideologi dan sistem dalam intitusi negara ketika itu, yakni Daulah Islamiyah.

Kini, sejak keruntuhan Daulah Islamiyah yang terakhir, yakni Khilafah Utsmaniyah tahun 1924 lalu, dan sejak itu kaum Muslim kembali berada dalam kungkungan ideologi dan sistem Jahiliah, tentu hijrah saat ini bukan saja masih relevan, tetapi sebuah keniscayaan. Sebab, melalui hijrahlah kaum Muslim memungkinkan untuk: meninggalkan kekufuran dan dominasi orang-orang kafir menuju iman dan kekuasaan Islam; meninggalkan darul kufur menuju Darul Islam; meninggalkan sistem Jahiliah menuju ideologi dan sistem syariah; serta meninggalkan kekalahan menuju kemenangan dan kemuliaan Islam.

Perpindahan tersebut adalah demi perubahan yang lebih baik. Meskipun dipandang dari beberapa sisi, prosesi hijrah juga berarti meninggalkan kemapanan yang sudah dipegang, meninggalkan rumah dan harta kekayaan yang pernah dikumpulkan. Ditambah lagi di tempat tujuan tidak ada jaminan akan mendapatkan tempat penghidupan yang lebih layak.

Dengan adanya hijrah kita akan berkembang dalam berbagai hal yang terutama kita harus yakin dan percaya bahwa Allah tak akan melantarkan kita dengan begitu saja kecuali kita yang tidak mau berusaha. Mari kita semua berusaha untuk berhijrah (perpindahan) dari keburukan menjadi yang terbaik demi masa depan kita yang penuh dengan lika-liku dunia atau rintangan ini. Mari kita sama-sama untuk menghijrah mengajak diri kita sendiri terlebih dahulu beserta semua keluarga, tetangga dekat dan masyarakat sekitar untuk menata kembali lingkungan kita ini ke arah yang lebih baik. Semoga generasi yang akan datang lebih cemerlang, Islam pun akan berjaya kembali di Bumi Allah ini. Amiin ya Rabbal ‘Alamin.....




Rabu, 26 Oktober 2011

Haji dan Si Miskin

Menunaikan Haji adalah panggilan Allah SWT. Panggilan yang membutuhkan sambutan dari hamba-Nya. Tak perduli latar belakang manusia, kaya-miskin, orang biasa-ustadz, pejabat-rakyat, pintar-bodoh, Arab-non Arab, Islam dari lahir atau muallaf, semua itu bergantung pada kesungguhan niat, ketulusan dan menyambut panggilan Allah dengan segera dan upaya sungguh-sungguh.
Kesungguhan niat adalah bagian penting, misal orang yang memang sudah kaya dan memiliki kemampuan, tanpa ada kesungguhan, maka akan menunda-nunda dan tak jadi berangkat. Alasan dan jawaban yang sering muncul adalah belum mendapat panggilan Allah SWT. Yah, panggilan Allah yang merasuk dalam jiwanya.
Padahal panggilan Allah akan masuk ke dalam jiwa ketika manusia menyambutnya, sementara alasan biaya bagi si orang kaya sudah tidak menjadi masalah.
Di sisi lain, ketulusan dan keikhlasan menyambut panggilan Allah juga menjadi bagian penting. Tak sedikit orang miskin, tak mampu, namun tiba-tiba ia langsung mendapat panggilan Allah menunaikan Haji. Secara lahiriyah, peristiwa ini sulit dicerna akal. Maka, inilah yang dinamakan panggilan Allah.
Sangat mungkin, kesungguhan, ketulusan, kesalehan dan kesabaran seseorang langsung ditunjukkan Allah dengan memberangkatkan haji dari pintu yang juga tidak diduga-duga.
Jadi, mampu dan tidak mampu sama-sama belum menjadi jaminan panggilan haji seseorang. Yang menentukan adalah kesungguhan, ketulusan dan kesabaran yang akan mengantarkan pada panggilan jiwanya.
Pada suatu masa, Abdullah bin Mubarak berangkat haji bersama kafilah Haji, ia melewati berbagai daerah hingga ayam yang mereka bawa ada yang mati. Abdullah bin Mubarak lalu menyuruh seseorang untuk melemparkannya ke tempat sampah. Setelah dilempar, tiba-tiba datanglah seorang perempuan mengambil ayam yang mati tersebut. Abdullah bin Mubarak terheran dan menanyakan alasan kenapa ia sudi mengambil bangkai tersebut.

Sang perempuan ini menceritakan bahwa mereka melakukannya dengan sangat terpaksa karena mereka tidak mendapatkan makanan sejak beberapa hari. Mendengar penjelasan perempuan ini, Abdullah bin Mubarak memberikan biaya hajinya lalu ia kembali ke kampungnya. Ia mengatakan, ''Ini lebih baik daripada haji kita tahun ini.'' (dari kitab Hilyatul Auliya). Demikianlah para ulama terdahulu, mereka sangat berusaha mencari amalan yang paling besar pahalanya dan paling dicintai Allah SWT. Bagi mereka memberi makan orang kelaparan adalah sebuah kewajiban, sedangkan melaksanakan ibadah haji yang kedua dan seterusnya adalah sunah. Sehingga, mereka mengedepankan hal yang lebih utama daripada hal yang penting.

Membantu orang miskin juga termasuk jihad di jalan Allah, betapa banyak orang-orang miskin yang tidak menerima uluran tangan kemudian masuk ke agama lain yang lebih menggiurkan dan menjanjikan. Jihad di jalan Allah ini lebih utama daripada haji setiap tahunnya. Allah menyindir hal ini dengan firman-Nya: ''Apakah (orang-orang) yang memberi minuman kepada orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidil haram, kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta berjihad di jalan Allah. Mereka tidak sama di sisi Allah; dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang zalim. Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapatkan kemenangan. (QS Attaubah [9]:19-20).

Jamaah Haji sebelum berangkat hendaklah melihat orang-orang di sekelilingnya, masih adakah mereka yang menderita kemiskinan di sekitarnya. Kemiskinan yang menimpa sebagian bangsa ini, tampaknya akan berkurang jika setiap jamaah haji menyantuni misalnya dua hingga lima orang, jika jumlah jamaah haji 200 ribu orang maka penduduk miskin akan berkurang minimal 400 ribu jiwa, sebuah jumlah yang sangat besar. Dengan ini jamaah haji akan mendapat dua pahala sekaligus yaitu pahala haji dan pahala menolong sesama. (HRM/Berbagai sumber)

Minggu, 11 September 2011

JENIS - JENIS ZAKAT DAN YANG MENERIMANYA

Oleh : Herman.

Zakat merupakan ibadah personal karena zakat merupakan sesuatu yang dituntut oleh syariat sehingga orang yang menunaikannya akan mendapat pahala dari Allah SWT. Zakat juga merupakan ibadah sosial karena zakat dapat memenuhi kebutuhan orang yang berhak menerima dan membahagiakannya sehingga orang yang menunaikannya memiliki kedudukan terhormat di masyarakat.
Zakat disebut demikian lantaran harta kekayaan yang dizakati semakin bergerak dan berkembang. Zakat tidak hanya menjadi berkah material bagi yang menerimanya, tapi juga menjadi berkah meterial bagi yang menunaikannya karena akan banyak menerima kiriman do’a dari para penerima. Zakat bahkan menjadi saksi atau bukti atas kesungguhan iman orang yang menunaikannya.

Jenis – Jenis Zakat
Zakat Fitrah (Nafs)
Zakat fitrah adalah zakat (shadaqah) jiwa, istilah tersebut diambil dari kata fitrah yang merupakan asal kejadian. Dengan demikian, zakat fitrah merupakan sebab diangkatnya puasa Ramadhan ke langit atau sebab kesempurnakannya, hal itu berlaku bagi mereka yang mampu untuk zakat fitrah.
Sedangkan puasa orang yang tidak mampu mengeluarkan zakat fitrah seperti fakir miskin tidak bergantung pada zakat fitrah.

Zakat Harta (Maal)
Zakat harta adalah zakat yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim yang memiliki harta yang telah mencapai nisabnya. Nisab adalah batas jumlah harta seseorang yang harus di zakati. Harta yang disyariatkan untuk dikeluarkan zakatnya berupa hewan ternak, emas dan perak, surat yang berharga (uang), barang berharga dan harta karun.

Zakat Tani
Allah Swt menganugerahkan salah satu nikmat kepada manusia berupa hamparan bumi yang begitu luas dan dapat dimafaatkan sebesar-besarnya untuk kemaslahatan umat manusia di antaranya bercocok tanam biji-bijian dan buah-buahan. Zakat ini wajib hukumnya bagi mereka yang beragama Islam dan telah memenuhi syarat mengeluarkan zakat hasil pertanian dan perkebunan.

Zakat Niaga
Segala sesuatu yang ada di muka bumi ini sebenarnya dapat berpotensi menjadi komoditas. Sementara itu, perdagangan adalah aktivitas penukaran harta dengan tujuan untuk memperoleh laba. Dasar kewajiban zakat pada harta perdagangan adalah keumuman perintah Allah Swt. Dalam firman – Nya yang artinya : “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka” (Q.S. At-Taubah : 103). Allah juga berfrirman dalam surat Al-Ma’arij ayat 24-25 yang artinya “Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu. Bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta).” Barang dagangan sebenarnya merupakan harta yang paling  bersifat umum sehingga paling utama untuk dimasukkan dalam kewajiban zakat harta.
 Zakat juga merupakan salah satu kewajiban dan rukun Islam yang keempat. Seandainya umat Islam melaksanakan kewajiban zakat sebagaimana yang diperintahkan Allah SWT. Dan Rasul-Nya, insya Allah jumlah orang fakir-miskin akan semakin berkurang.

Yang Menerima Zakat

Zakat dianjurkan diberikan kepada orang-orang terdekat sebelum orang-orang terjauh supaya tidak menimbulkan fitnah dan kecemburuan sosial.
Syarat penerima zakat sebagai berikut, dalam firman Allah dalam surat At-Taubah ayat 60 yang artinya “Sesungguhnya zakat itu hanya untuk (1) orang fakir, (2) orang miskin, (3) Pengurus zakat, (4) para mualaf yang tertarik hatinya, (5) (memerdekakan) budak, (6) orang yang berutang, (7) penegak jalan Allah dan (8) musafir dalam perjalanan. Sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
a.       Orang Fakir adalah orang yang tidak memiliki harta sama sekali, orang yang sangat miskin (menurut KBBI), dan benar-benar sulit untuk mencukupi kebutuhan primer hidupnya seperti sulit mendapatkan makan harian.
b.      Orang Miskin adalah orang yang serbakekurangan dan selalu kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sekundernya seperti kesulitan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan yang layak.
c.       Pengurus Zakat adalah orang yang mengerti tentang zakat dan menyisihkan sebagian waktunya untuk mengurusi distribusi zakat. Petugas pengumpul zakat ditunjuk oleh pemerintah setempat untuk menarik zakat dari orang kaya wajib zakat dan membagikannya kepada yang berhak menerumannya.
d.      Mualaf adalah orang yang perlu di pikat hatinya dengan diberi zakat agar ke Islamannya semakin kuat.
e.       Budak adalah orang yang memiliki kebebasan dan hak penuh atas dirinya sendiri dan bergantung kepada orang lain atau majikannya.
f.        Pengutang adalah orang sedang terlilit utang dan sulit untuk melunasinya, baik utang untuk kepertingan dirinya atau untuk kepentingan umum seperti membangun Mesjid.
g.       Perjuangan Di jalan Allah adalah orang yang mencurahkan segala daya dan upayanya untuk menegakkan hukum Allah dan mendakwahkannnya kepada seluruh umat manusia baik melalui senjata ataupu pena.
h.       Ibnu Sabil adalah musafir atau yang sedang melakukan perjalanan jauh. Ibnu sabil juga dapat diartikan sebagai orang yang sedang merantau dan kesulitan untuk kembali ke kampung halamannya.

Dengan demikian, marilah Syadara sebagai umat Muslimin mengeluarkan zakat yang hukumnya wajib Syadara mengeluarkannya. Mudah-mudahkan Syadara bisa meringankan orang-orang yang membutuhkannya. Seorang muslim juga sebainya menyegerakan diri berbuat kebaikan sebab musibah selalu menghadang dan kematian tidak dapat diketahui sebelumnya. Dengan menyegerakan pembayaran zakat sejak dini, bearti menyegerakan diri untuk terlepas dari tanggungan, lebih cepat mencukupi kebutuhan orang fakir, lebih cepat mendapatkan ridha Allah Swt, dan lebih cepat menghapus dosa-dosanya.. Amiin Ya Rabbal’alamin. (berbagai sumber)

Sabtu, 20 Agustus 2011

MENDIDIK ANAK TANPA KEKERASAN

Oleh : Herman, S, Pd. I
Sering kali kita mendengar kata-kata dari orang tua yang mempunyai anak, “anak saya ini kalau di ngomongi susah, apa perlu dipukul biar menurut sama orang tua? Kenapa harus dengan kekerasan menghadapi anak yang nakal? Kita selalu mengedepankan emosi pada hal kita ingin anak kita menjadi anak yang baik, ini ada sebuah cerita yang pernah terjadi dalam kehidupan kita. Pada suatu hari Dr. Arun Gandhi, cucu Mahatma Gandhi, memberi ceramah di Universitas Puerto Rico. Ia menceritakan suatu kisah dalam hidupnya :
Waktu itu saya masih berusia 16 tahun dan tinggal bersama orangtua di sebuah lembaga yang didirikan oleh kakek saya, ditengah kebun tebu, 18 mil di luar kota Durban, Afrika Selatan. Kami tinggal jauh di pedalaman dan tidak memiliki tetangga. Tak heran bila saya dan dua saudara perempuan saya sangat senang bila ada kesempatan pergi ke kota untuk mengunjungi teman atau menonton bioskop.
Pada suatu saat, ayah meminta saya untuk mengantarkan beliau ke kota untuk menghadiri konferensi sehari penuh. Dan, saya sangat gembira dengan kesempatan itu. Tahu bahwa saya akan pergi ke kota, ibu memberikan daftar belanjaan yang ia perlukan. Selain itu, ayah juga meminta saya mengerjakan beberapa pekerjaan tertunda, seperti memperbaiki mobil di bengkel.
Pagi itu setiba di tempat konferensi, ayah berkata,”Ayah tunggu kau di sini jam 5 sore. Lalu kita akan pulang ke rumah bersama-sama.”
Segera saja saya menyelesaikan pekerja-pekerjaan yang diberikan oleh ayah dan ibu. Kemudian, saya pergi ke bioskop. Wah, saya benar-benar terpikat dengan dua permainan John Wayne sehingga lupa akan waktu. Begitu melihat jam menunjuk pukul 17.30, langsung saya berlari menuju bengkel mobil dan buru-buru menjemput ayah yang sudah menunggu saya. Saat itu sudah hampir pukul 18.00 !!!
Dengan gelisah ayah menanyai saya,”Kenapa kau terlambat ?” Saya sangat malu untuk mengakui bahwa saya menonton bioskop sehingga saya menjawab, ”Tadi, mobilnya belum siap sehingga saya harus menunggu.”
Padahal, ternyata tanpa sepengetahuan saya, ayah telah menelepon bengkel mobil itu. Dan ayah tahu kalau saya berbohong. Lalu ayah berkata, ”Ada sesuatu yang salah dalam membesarkan engkau sehingga engkau tidak memiliki keberanian untuk menceritakan kebenaran pada ayah. Untuk menghukum kesalahan ayah ini, biarkanlah ayah pulang berjalan kaki sepanjang 18 mil dan memikirkannya baik-baik.”
Lalu dengan tetap mengenakan pakaian dan sepatunya, ayah mulai berjalan kaki pulang ke rumah. Padahal hari sudah gelap dan jalanan sama sekali tidak rata. Saya tidak bisa meninggalkan ayah, maka selama lima setengah jam, saya mengendarai mobil pelan-pelan di belakang beliau, melihat penderitaan yang dialami beliau hanya karena kebohongan bodoh yang saya lakukan.
Sejak itu saya tidak pernah berbohong lagi. Seringkali saya berpikir mengenai kejadian ini dan merasa heran. Seandainya ayah menghukum saya, sebagaimana kita menghukum anak-anak kita, maka apakah saya akan mendapat sebuah pelajaran mengenai mendidik tanpa kekerasan ? Kemungkinan saya akan menderita atas hukuman itu, menyadarinya sedikit dan melakukan hal yang sama lagi. Tetapi, hanya dengan satu tindakan tanpa kekerasan yang sangat luar biasa, sehingga saya merasa kejadian itu baru terasa kemarin. Itulah kekuatan bertindak tanpa kekerasan.
Ketika kita berhasil menancapkan suatu pesan yang sangat kuat di bawah sadar seorang anak maka informasi itu akan langsung mempengaruhi perilakunya. Itulah salah satu bentuk hypnosis yang sangat kuat. Apakah hal sebaliknya bisa terjadi? Ya bisa saja ! Oleh karena itu kita perlu keyakinan penuh dalam melakukannya sehingga hasil positif yang kita inginkan pasti tercapai. Hal ini memerlukan pemikiran yang mendalam dan kesadaran diri yang kuat dan terlatih. Janganlah bertindak karena reaksi spontan belaka dan kemudian menyesal setelah melakukannya.
Jika kita mau berpikir sedikit ke belakang ke masa di mana anak-anak kita masih kecil sekali maka di masa itulah semua ”bibit” perilaku dan sikap ditanamkan. ”Bibit” perilaku dan sikap inilah yang kelak akan mewarnai kehidupan remaja dan dewasanya. Siapakah yang menanamkan ”bibit” perilaku dan sikap itu untuk pertama kalinya ? Ya anda pasti sudah tahu jawabnya, kitalah orangtua yang menanamkan segala macam ”bibit” perilaku dan sikap itu.
Bagaimana jika sebagian besar waktu anak dihabiskan dengan pengasuhnya (baby sitter). Ya berdoalah semoga pengasuh anak anda mempunyai pemikiran bijaksana dan bisa mempengaruhi anak anda secara positif. Berharaplah pengasuh anak (baby sitter) anda mengerti cara kerja pikiran dan mengerti bagaimana bersikap, berucap dan bertindak dengan baik agar anak anda memperoleh ”bibit” sikap dan perilaku yang baik.
Seseorang bisa menjadi baik atau buruk pasti karena sesuatu ”sebab”. Perilaku, ucapan sikap, dan pikiran yang baik atau buruk hanyalah suatu rentetan ”akibat” dari suatu ”sebab” yang telah ditanamkan terlebih dahulu. Mungkinkah terjadi ”akibat” tanpa ”sebab” ? Mungkinkah anak kita berbohong tanpa sebab, mungkinkah anak kita ”nakal” tanpa sebab, mungkinkah anak kita rewel tanpa sebab ? Sebagai orangtua kita wajib mencari tahu apa penyebabnya. Tidaklah pantas sebagai orangtua kita langsung bereaksi spontan begitu saja tanpa memikirkan apa yang baru saja kita perbuat. Bukankah ini akan memberi contoh baru bagi anak kita tentang bagaimana bertindak dan bersikap ?
Sewaktu kita mempunyai anak maka kita menjadi orangtua, tetapi kita tidak pernah punya pengalaman menjadi orangtua. Kita mempunyai pengalaman menjadi anak. Jadi kita harus mendidik diri kita sendiri dengan belajar dari anak-anak. Bukan belajar dari apa yang dilakukan orangtua pada kita. Ingatlah perasaan sewaktu kita masih menjadi anak-anak. Amati mereka dan tanggapilah dengan penuh perhatian apa yang mereka inginkan. Pengharapan, perlakuan dan pengakuan seperti apa yang kita inginkan dari orangtua yang tidak pernah terpenuhi ?
Perlakukan anak-anak seperti kita ingin diperlakukan ! Jangan perlakukan anak-anak seperti apa yang dilakukan orangtua pada kita. (Dari berbagai Sumber)

Kamis, 18 Agustus 2011

TIPS MENJALANKAN PUASA DENGAN NIKMAT

OLEH : HERMAN, S. Pd. I

Bagi umat Muslim diseluruh dunia bulan Ramadhan merupakan bulan penuh rahmat dan pengampunan. Dibulan Ramadhan, umat Muslim juga diwajibkan untuk berpuasa. Bagi para pekerja, berpuasa di saat bekerja memang sangat berat. Beban apapun bertambah karena disaat puasa kita harus menjaga hati, pikiran, dan percakapan.
Berikut ini merupakan tips menjalankan puasa dengan nikmat :

1.      Membaca Al-Qur’an
Membaca Al-Qur’an memang memiliki banyak mafaatnya dan pahala yang diberikan oleh Allah SWT. Dengan mengaji hati kita akan tentram atau tenang dalam sehari-harinya. Damai dalam hati serta di jauhkan dari hal-hal yang buruk. Membaca Al-Qur’an juga bisa menyingkat waktu berpuasa, karena jika kita asik mengaji waktu yang dirasakan berat itupun tidak ada artinya.
2.      Senyum
Senyum merupakan pekerjaan yang sangat mudah diberikan setiap orang, dan memiliki manfaat sangat besar. Dengan senyuman, seseorang yang sedang marah akan merasa sangat damai. Saat kita tersenyum kepada orang lain disitulah pikiran negative dan rasa lelah akan sirna. Oleh karena itu menagapa senyum termasuk Ibadah, karena selain membuat hati kita tenang juga bisa membuat hati orang lain senang.
3.      Berpikiran Positif
Pikiran positif membantu kita untuk menenangkan otak dan diri kita dari masalah belum tentu terjadi. Manusia cendrung berpikiran negative terhadap sesuatu yang belum tentu terjadi atau pada orang yang belum terlalu kita kenal. Saat kita berpikir negatif, maka disitulah kita dihinggapi pikiran yang was-was dan tidak tenang. Sehingga dapat membuat puasa kita tidak lancar dan membuang-buang waktu untuk memikirkan hal-hal yang tidak perlu.
4.      Selalu Istighfar
Membaca Istighfar memiliki banyak sekali manfaat. Salah satunya menghindari kita untuk berpikiran jahat terhadap orang lain, terhindar dari godaan Syetan, mengusir kesedihan, dan mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa. Dengan memperbanyak membaca Istighfar, kita  bisa mendapat rahmat dan kebaikan dari Allah SWT. 
5.      Bersedekah
Bulan Ramadhan memang bulan yang penuh berkah dan rahmat. Oleh karena itu, bagi setiap orang dianjurkan untuk berbuat kebajikan untuk orang lain seperti bersedekah. Bersedekah bisa dengan cara apa saja, seperti memberi uang untuk masyarakat kurang mampu, mengajak warga kurang mampu untuk berbuka atau sahur bersama-sama. Bersedakah di bulan suci jauh lebih baik dari pada Anda menghamburkan uang untuk membeli baju baru mahal untuk lebaran. Allah SWT lebih mencintai umatnya yang menghadiahkan sedikit rezekinya untuk sesama umat yang kurang mampu daripada menghamburkan rezekinya hanya untuk memamerkan diri untuk kepuasan semata. 
6.      Menghibur Diri
Saat bekerja di bulan puasa, pada umumnya kita akan merasa jenuh dan seakan-akan waktu berjalan lebih lama. Untuk menghindari hal itu, luangkanlah waktu Anda untuk menghibur diri seperti bermain games di komputer atau game elektronik, atau dengan berjalan-jalan mengunjungi tempat wisata di sekitar daerah rumah Anda. Hal ini bisa membuat waktu berjalan dengan cepat serta merekatkan hubungan Silaturrahmi Anda dengan keluarga atau teman.
Sekian tips ini saya sampaikan, semoga bisa membantu Anda menjalankan Ibadah Puasa dengan baik dan bermanfaat. Selamat menunaikan Ibadah Puasa.




MENGAJAK ANAK BERPUASA

Add caption
Diawal tulisan kali ini penulis ingin menuturkan puji kepada Allah Swt dengan puja-puji yang tak terukir dengan kata-kata. Karena Allah telah menganugerahkan anugerah terindah di kehidupan ini yaitu anak.
Dalam hal ini kita harus selalu menjaga, membimbing, mengyomi dan memotivasi mareka dengan tulus dalam hal penndidikan terutama, mangajaknya dalam hal-hal yang wajib tentunya, seperti mengajak anak kita untuk melakukan Ibadah Puasa.
Mengajak anak berpuasa menurut penulis adalah wajib karena anak harus dibiasaka dengan hal-hal yang baik dan melatihnya sejak dini demi terwujut dan terlaksana hal-hal tersebut di kemudian hari, diusia dini 2 – 7 tahun anak butuh dikembangkan potensinya karena dimasa ini anak selalu punya rasa kecendrungan dan keingintauan juga ingin mencoba aktif dan cerdas, dimasa ini pula anak harus diberikan dasar-dasar tauhid malalui sentuhan dzauq (rasa ingin taunya di bombing dan diarahkan) mengajaknya dalam hal kebaikan hingga nanti akan mempertajam akal anak.
Usia 7 – 10 tahun tahap tamyiz (kemampuan awal membedakan) baik buruk benar salah menurut nalarnya. Nah di usia ini peran orang tua sangat menentukan masa depan anak, kemauan dan keinginannya jangan terlalu cepat di iyakan dan jangan terlalu cepat di tidakkan, motivasi ia.
Beri ia pembelajaran dan jelaskanlah permasalahan yang ingin ia tahu sebelum menyuruh atau mengajak berpuasa, sebagai orang tua yang baik kita wajib menjelaskan dulu puasa itu apa sih dan bagaimana? Kenalkan dulu sesuatu itu pada anak dengan baik hingga ia mengerti, Insya Allah esoknya ia akan mencobanya, bila anak bandel penggillah namanya dengan indah karena naman seseorang laksana bunyi yang peling enak didengar dan dengarkan ia, beri ia waktu untuk bertanya.
Ada beberapa kiat dalam upaya pembinaan dan mengajak anak dalam pembelajaran Berpuasa.
-         Jangan memaksa dia dengan hal yang tak sanggup ia jalani
-         Biasakan ia melakukan sesuatu dengan baik
-         Jangan biarkan anak tertidur setelah shalat subuh karena setelah bangun ia akan merasa lapar dan haus / lalaikan ia dengan aktivitas seperti mengaji.
-         Bila susah tidur siang antarlah tidurnya dengan cerita-cerita Islami dengan bahasa yang mudah di pahami.
-         Bila ia bandel tataplah ia dengan tatapan kasih sayang karena memandang adalah pelajaran pertama kejujuran, kejujuran bagian pertama dari buku kebijaksanaan.
Penulis merasa sangat mudah mengajak anak berpuasa apalagi di motivasi oleh Ummynya tercinta… selamat berpuasa ya…???
Semoga terwujud dan terealisasi wujud ketaatan kita sebagai seorang penyembah kepada Sang yang di Sembah yaitu Allah SWT. (Nurmawanti)

BAGAIMANA ANTISIPASI PEMUDA DAN PEMUDI AGAR TAK TERPENGARUH ALIRAN SESAT


M
asyarakat Aceh sekarang sangat resah dengan aliran sesat yang menimpa generasi-generasi Aceh saat ini. Walaupun Negeri Syariat tapi telah tersebar dengan 14 aliran sesat yang telah terbukti. Meraknya aliran sesat di Aceh mendapat reaksi keras dari berbagai kelangan, mereka ingin pengikut aliran tersebut ditindak tegas.
Rektor IAIN Ar-Raniry Banda Aceh Prof. DR. Farid Wajdi Ibrahim, MA seperti yang dikutip dalam Majalah Santunan edisi 04 April 2011 menegaskan “fokus kita dalam merespon aliran sesat sekarang lewat dua model, dua pendekatan. Pertama, bagaimana mencegah generasi Aceh yang belum tervirus aliran sesat itu, agar tetap steril baik aqidah maupun pemahaman agamanya. Pencegahan ini tentu di bebankan pada lembaga pendidikan. Juga di pundak keluarga dan masyarakat. Karena menurut informasi, bahwa yang sudah terjerumus itu ada yang usia sekolah (remaja), maka fokus hari ini harus kita berikan lebih pada usia SMA, atau tamatan sekolah dalam jenjang dibawahnya. Sebab usia itu akan menjadi ‘bibit-bibit untuk di semai di Perguruan Tinggi (PT) nanti.
Pendekatan Kedua, bagi yang sudah terjangkit ‘virus’ aliran sesat, ini jangan di kucilkan dari publik, sebagaimana kita tidak mesti mengucilkan komunitasnya para pengidap HIV dan AIDS. Juga kita tidak menjauhkan korban narkoba dari kelompok sosialnya. Jadi, lebih kurang untuk korban aliran sesat ini, sama format penanganannya, dan mesti ditempatkan pada posisi yang sama sebagai korban. Walaupun relatif sama-sama membahayakan, namun jangan di beri hukuman. Mereka mesti dirangkul dan diberi pencerahan nan Islami kembali. Jadi, karena fenomena aliran sesat ini bukan lantaran kemauan korban semata-mata, lantas terhadap, misalnya yang diklaim ‘murtad’ dan ‘sesat’, jangan langsung dibunuh, atau dipenjara. Ada langkah edukasi dan pembinaan lainnya.
Akhirnya, di Aceh korban sudah cukup, cukup sudah, sebagian korban ialah mahasiswa, maka semua PT di Aceh mesti memberi perhatian lebih atas kasus ini, dengan mengintrospeksi diri secara terus – menerus ke dalam, secara personal dan institusi, bukan malah menghabiskan energi untuk mencari, misalnya siapa sponsor atau dalang yang mem-backup-nya, atau yang menungganginya”.
Untuk itu Pemerintah Aceh dan jajarannya harus segera melakukan tindakan antisipasi dengan menggalakkan dakwah, pengajian ke seluruh daerah supaya dapat menyampaikan ajaran dan memahami makna Al-Qur’an yang benar kepada masyarakat. Pembentengan aqidah mutlak diperlukan dengan melibatkan semua elemen di semua level.
Dan juga jangan main hakim sendiri, karena main hakim sendiri tidak menyelesaikan masalah, tetapi harus selalu mengedepankan pembinaan yang berkelanjutan supaya yang sudah terlanjur terlibat dapat dikembalikan kejalan yang benar. Jadi pemerintah tidak boleh melepas tangan. Mari kita semua saling membantu dalam membentengi Aliran sesat, untuk menguatkan kembali Aqidah yang benar bagi diri kita sendiri dan generasi-generasi kita untuk kemajuan Islam di masa yang akan datang. (Hrm)

Rabu, 17 Agustus 2011

Hari Kemerdekaan

Bertepatan dengan 17 Ramadhan tahun ini 2011 di adakan hari Kemerdekaan Republik Indonesia, yang menjadikan hari ulang tahun ke 66 Indonesia Merdeka, banyak kesan dan pesan yang di sampaikan oleh warga negara Indonesia. ada yang mengatakan "Indonesia sudah merdeka tapi kami sebagai warga negara belum merdeka" dengan kata yang di paparkan oleh warga Negara Indonesia, kita sebagai warga Negara juga, bagaimana menanggapi pernyataan seperti ini.

Kadang kita harus melihat kebawah jangan selalu kita melihat keatas, dengan kata lain kita harus memperhatikan orang-orang yang masih membutuhkan bantuan kita dengan ikhlas, dalam hidup ini Allah telah memberikan kita kemampuan yang ada pada kita untuk memberi dan memperhatikan bagi mereka yang masih membutuhkan. Klo bukan kita perhatian sama mereka siapa lagi..?? jangan biarkan mereka mengeluarkan kata-kata "Kami belum Merdeka walaupun Negara kami telah Merdeka". mari kita dengan hari jadinya Indonesia yang Ke 66 ini sama-sama kita saling membantu mereka yang masih membutuhkan bantuan kita. Dengan momen Ramadhan ini mari kita saling memberikan perhatian buat mereka, membantu dengan ikhlas dalam kehidupan ini, tetap semangat dalam membangun Bangsa untuk lebih baik di kemudian hari, moga Allah SWT memberikan kita Rahmat yang terbaik di Akhirat kelak.. Amiin ya Rabbal 'alamin.. (Cek Man)